Selamat malam pengunjung, dalam kesempatan ini saya akan memposting tentang laporan robot line follower yang pernah saya rakit. Ini postingan pertama saya setelah sekian tahun blog ini tak terjamah dan sudah hampir berkarat hehe.. langsung saja disimak dibawah ini jon :
LAPORAN
TUGAS
ALAT LINE FOLLOWER
SISTEM MIKROKONTROLER
Oleh :
Firman Fajari (121903102006)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DIPLOMA 3
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
JEMBER
TAHUN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana cara membuat
rangkaian Line
Follower ?
2.
Bagaimana cara kerja rangkaian sensor photodioda pada
line follower ?
3.
Komponen apa saja yang digunakan untuk membuat rangkaian line follower ?
Adapun tujuan dari pembuatan
laporan ini adalah :
1.
Mengetahui cara membuat rangkaian Line Follower.
2.
Mengetahui cara kerja rangkaian sensor photodioda pada line follower.
3.
Mengetahui komponen yang digunakan untuk membuat rangkaian line follower.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sensor Photo
Dioda dan LED
Sensor dapat
dianalogikan sebagai ‘mata’ dari sebuah robot. Mata di sini digunakan untuk membaca
garis hitam dari track robot. Kapan dia akan berbelok ke kanan, kapan dia
berbelok ke kiri. Pada robot line follower, sensor robot yang dapat digunakan
ada 3 jenis, yaitu LDR (Light
Dependent Resistor), Photo
Dioda, dan Photo Transistor.
Namun disini yang digunakan adalah LED Super Bright dan Photo diode. Led Super
Bright berfungsi untuk memancarkan cahaya, sehingga diterima oleh Photo diode.
Gambar 2.1 Led dan Photodioda
Seperti gambar diatas yang merupakan 2 pasang sensor yang akan digunakan pada robot line
follower. Untuk membuat robot berjalan mengikuti garis, maka diperlukan
beberapa pasang sensor. Semakin banyak sensor yang digunakan, maka semakin baik
pula cara kerja robot. Berarti robot akan bisa diprogam dengan banyak logika.
Namun yang harus diingat dibalik banyaknya pasang sensor yang kita gunakan,
maka pembuatan progam juga semakin sulit. Namun dari hal ini maka robot akan
bisa lebih banyak diposisikan atau diberi
logika seperti yang kita mau.
Cara kerja
dari pada rangkaian sensor adalah dengan memanfaatkan banyaknya perbedaan
cahaya yang diterima oleh photo diode. Cahaya berasal dari LED super bright
yang memancarkan cahaya ke gound (white board) kemudian pantulannya diterima
oleh photo diode. Banyak sedikit cahaya yang diterima oleh photo diode
tergantung dari perbedaan warna garis yang terdapat pada white board.
Selanjutnya dari perbedaan cahaya tersebut akan menghasilkan tegangan yang
berbeda-beda pula. Dengan menggunakan converter maka robot ini akan bisa
difungsikan.
Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer
adalah silicon ( Si) atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb,
InAs, PbSe. Material ini menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang
mencakup: 2500 Ã… - 11000 Ã… untuk silicon, 8000 Ã… – 20,000 Ã… untuk GaAs. Ketika
sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal
tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan
tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari
kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah
semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa. cara tersebut didalam
sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon - menyebabkan pembawa
muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian
elektroda. Komponen elektronik ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik.
Cahaya yang dapat di deteksi oleh dioda ini, mulai dari infrared, sinar ultra
violet, sampai dengan sinar X.
2.2
Resistor
Gambar 2.2 Bentuk
Fisik Resistor
Resistor
memiliki beragam jenis dan bentuk. Diantaranya resistor yang berbentuk
silinder, smd (Surface Mount Devices), dan wirewound. Jenis
jenis resistor antara lain komposisi karbon, metal film, wirewound,
smd, dan resistor dengan teknologi film tebal. Resistor yang paling banyak
beredar di pasaran umum adalah resistor dengan bahan komposisi karbon, dan
metal film. Resistor ini biasanya berbentuk silinder dengan pita pita warna
yang melingkar di badan resistor. Pita pita warna ini dikenal sebagai kode
resistor. Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui nilai
resistansi resistor, toleransi, koefisien temperatur dan reliabilitas resistor
tersebut. Tutorial ini akan menjelaskan kode kode resistor yang banyak beredar
di pasaran.
Resistor
yang menggunakan kode warna ada 3 macam, yaitu:
1.
Resistor dengan 4 pita warna
dengan 1 pita warna untuk toleransi.
2.
Resistor dengan 5 pita warna
dengan 1 pita warna untuk toleransi.
3.
Resistor dengan 5 pita warna
dengan 1 pita warna untuk toleransi dan 1
pita warna untuk
reliabilitas.
2.2
Mikrokontroler ATMEGA16
Mikrokontroler
AVR (Alf and Vegard’s Risc Prosessor) standar memiliki arsitektur 8 bit, dimana
semua insstruksi dikemas dalam kode 16 bitdan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR
berteknologi RISC (Reduced Intruction Set Computing), sedangkan seri
MC51 berteknologi CISC (Complex Intruction Set Computing). AVR dapat
dikelompokan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90xx, keluarga
ATMega, da AT86RFxx.pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas tersebut
adalah memori, peripheral, fungsinya. Untuk mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega16 dengan ukuran flas
memori 2kb dengan inputan analog
Didalam
mikrokontroler AT mega16, sudah berisi:
· Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A –
prt D
· ADC (Analog to Digital Conventer) 10 bit
sebanyak 8 chanel
· 3 buah timer/counter dengan kemampuan
pembandingan
· CPU yang memiliki 3 2buah register
· 131 instruksi handal yang umumnya hanya
membutuhkan 1 siklus clock
· Watchdog timer dengan osilator internal
· 2 buah timer/counter 8bit
· 1 buah timer/counter 16 bit
· Tegangan operasi 2,7v – 5.5 v pda ATmega16L
· Internal SRAM sebesar 1KB
· Memori flash sebesar 16KB dengan kemampuan
Read While Write
· Unit interupsi internal dari eksternal
· Port antarmuka SPI
· EEPROM sebesar 512 byte yang dapat deprogram
saat operasi
· Antarmuka komparatior analog
· 4 chanel purpose register
· Kecepatan hamper mencapai 16 MIPS pada
Kristal 16 MHz
·
Port USART programmable untuk kominikasi serial
Konfigurasi
Pin ATmega16
Berikut ini
dalah penjelasan umum susunan kaki dari ATmega16
1.
VCC
merupakan pin massukan positifg catu daya.
2.
GND sebagai piun Ground
3.
Port A (PA0….PA7) merupakan pin
input output dua arah dan dapat deprogram sebagai pin masukan ADC
4.
Port B (PB0…PB7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin ini berfungsi khusus, yaitu sebagai timer/counter, komperator
analog, dan SPI.
5.
Port C (PC0…PC7) merupan pin I/O dua
arah dan pin khususnya yaitu TWI, komperator analaog dan timer osilator.
6.
Port D ()PD0..PD7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin khususnya yaitu kompurator analog, interupsi eksternal dan
komunikasi serial.
7.
Reset merupakan pin yang digunakan
untuk merest mikrokontroler membutuhkan sumber detak (clock) agar dapat
mengeksekusi interuksi yang ada di memori. Semakin tinggi nilai kristalnya yang
ada di memori, semakin cepat mikrokontroler.
8.
AVCC sebagia pin masukan tagangan
untuk ADC
9.
AREF sebagai masukan tegangan
referensi
Gambar 2.3 Konfigurasi pin ATMEGA16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar